Senin, 09 November 2015

Islam dan Gender



Gender dipandangan sebagai keyakinan yang yang dibentuk masyarakat tentang bagaimana seharusnya seorang wanita atau laki-laki berperilaku dan berpikir. Pandangan bahwa seorang perempuan ideal harus pandai memasak, pandai merawat diri, lemah lembut atau keyakinan bahwa perempuan adalah makhluk yang sensitif, emosional selalu memakai perasaan. Sebaliknya seorang laki-laki sering dilukiskan berjiwa pemimpin, pelindung, kepala rumahtangga, dan tegas. Tetapi diantara laki-laki dan perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam menjalankan kehidupannya. Peran dalam bermasyarakat tidak ditemukan dalam ayat Al Qur an dan hadits yang melarang perempuan aktif di dalamnya. Dengan begitu keadilan gender adalah suatu keadilan bagi perempuan dan laki-laki untuk dapat mendedikasikan diri bagi pembangunan bangsa dan negara. Laki-laki dan perempuan memperoleh kesempatan yang sama dalam meraih prestasi. Tujuan Al Qur an adalah terwujudnya keadilan bagi masyarakat. Keadilan dalam masyarakat mencakup segala segi kehidupan umat manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Al Qur an tidak mentolerir segala bentuk penindasan baik berdasarkan kelompok etnis, warna kulit, suku bangsa, kepercayaan maupun jenis kelamin. Dengan seperti itu terdapat suatu hasil pemahaman yang bersifat menindas atau menyalahi nilai-nilai luhur kemanusiaan. Al-Qur’an mengatur tantang kesetaraan gender. Surat Al-isra ayat 70 menjelaskan bahwa Allah swt menciptakan manusia yaitu laki-laki dan perempuan dalam bentuk yang terbaik dalam kedudukan yang paling terhormat. “Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dari kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”.Oleh karena itu Al Qur an tidak mengenal perbedaan antara laki-laki dan perempuan karena di hadapan Allah Swt, laki-laki dan perempuan mempunyai derajat dan kedudukan yang sama dan yang membedakan antara laki-laki dan perempuan hanyalah dari segi biologisnya.Peningkatan peranan wanita sebagai mitra sejajar dengan pria dalam pembangunan berarti meningkatkan tanggungjawab wanita sebagai pribadi yang mandiri dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Dari segi upah banyak dijumpai bahwa kaum perempuan menerima upah lebih rendah dari laki-laki. Namun, pada dasarnya secara fungsional dan tugasnya setiap wanita memiliki kewajiban yang mulia yang tidak bisa tergantikan, demikian pula dengan laki-laki, namun pada harkat dan martabat baik laki-laki maupun perempuan adalah sama.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar